Beranda

RESEARCH

Company Update

23 Maret 2017

Fixed Income Notes 23 Maret 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 22 Maret 2017 mengalami pergerakan yang bervariasi di tengah aksi ambil untung oleh investor seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar keuangan global.
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1 bps. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 45 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) tingkat imbal hasilnya mengalami perubahan berkisar antar 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 25 bps.
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh aksi ambil untung oleh investor di tengah koreksi yang terjadi di pasar keuangan global. Investor memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya koreksi harga di pasar sekunder dan menyebabkan terjadinya kenaikan imbal hasilnya.
  • Selain faktor eksternal, koreksi harga yang terjadi juga didorong oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara yang berada pada area jenuh beli (overbought) rentang mengalami terjadinya koreksi harga terutama pada Surat Utang Negara seri acuan yang telah mengalami kenaikan harga yang cukup besar dalam beberapa hari perdagangan terakhir.
  • Dengan adanya koreksi harga tersebut maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan mengalami kenaikan, dimana untuk tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 6,878% adapun untuk tenor 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun masing - masing mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 2 bps di level 7,111%, 7,494% dan 7,769%.
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, arah perubahan imbal hasilnya juga bervariasi dimana untuk tenor pendek terlihat mengalami kenaikan imbal hasil sementara itu pada tenor panjang masih menunjukkan penurunan imbal hasil meskipun penurunan yang terjadi relatif terbatas. Imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 masing masing mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing di level 4,834% dan 4,827% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-21 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 3,13% setelah mengalami koreksi harga terbatas sebesar 3 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp14,93 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp4,45 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,04 triliun dari 46 kali transaksi di harga rata - rata 100,57% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp2,03 triliun dari 45 kali transaksi di harga rata - rata 105,04%. Adapun Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan, sebanyak 91 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp1,11 triliun yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072, sebanyak 78 kali transaksi senilai Rp1,25 triliun.
  • Dari perdagangan obligsi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp533,70 miliar dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap III Tahun 2017 Seri A (ASDF03ACN3) dan Obligasi I Ciputra Residence Tahun 2014 Seri B (CTRR01B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, masing - masing senilai Rp80 miliar dari 5 kali dan 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,15% dan 104,875%.
  •  Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan pelemahan, sebesar 11,00 pts (0,08%) di level 13329,00 per dollar Amerika seiring dengan penguatan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13321,00 hingga 13352,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam dua hari berturut - turut beregrak seiring dengan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata unag Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Won Korea Selatan (KRW). Sedangkan mata uang Yen Jepang (JPY) ditutup dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak bervariasi di tengah pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa data maupun agenda yang diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
  • Dari faktor eksternal, imbal hasil surat utang global kembali mengalami penurunan ditengah pelaku pasar yang menantikan kebijakan fiskal yang akan diambil oleh pemerintahan Donald Trump serta adanya serangan terorisme di negara Inggris mendorong pelaku pasar untuk melakukan pembelian asset yang lebih aman. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,409% dan tenor 30 tahun ditutup turun pada level 3,018% setelah pelaku pasar meragukan apakah Presiden Donald Trump akan menjalankan kebijakan pemangkasan pajak serta belanja infrastruktur sebagaimana yang dijanjikan saat kampanye pemilihan umum. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing ditutup turun di level 0,407% dan 1,175% setelah serangan teroris di negara Inggris menewaskan lima orang termasuk pelaku serta melukai setidaknya 20 orang. Penurunan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan memberikan dampak positif pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.
  • Adapun dari faktor domestik, dengan minimnya data ekonomi yang akan disampaikan pada pekan ini akan mendorong pelaku pasar lebih fokus pada faktor eksternal yang diperkirakan akan turut mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Pemerintah pada gari ini berencana untuk mengadakan lelang pembelian kembali Surat Utang Negara dengan cara penukaran (Debt Switch). Investor dapat mengikuti lelang tersebut apabila berencana untuk menukar obligasi tenor pendek dengan tenor panjang maupun menukar seri yang kurang likuid menjadi seri yang lebih likuid yaitu Surat Utang Negara yang menjadi seri acuan, yaitu seri FR0061 dan seri FR0074.
  • Secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga, sehingga masih terbuka peluang kenaikan harga dalam jangka pendek. Hanya saja, kenaikan harga tersebut akan dibatasi oleh kondisi bahwa harga Surat Utang Negara juga berada pada area jenuh beli (overbought) dimana kami perkirakan pelaku pasar akan memanfaatkan kondisi tersebut untuk mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking).
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan memanfaatkan momentum tren kenaikan harga untuk melakukan strategi trading. Beberpa seri Surat Utang Negara yang perlu diwaspadai dengan adanya peluang koreksi adalah seri FR0061, FR0035, FR0070, FR0056 dan FR0059. Adapun seri - seri yang cukup menarik untuk diperdagangkan adalah seri FR0066, FR0038, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013, FR0052, FR0054, FR0058, FR0065 dan FR0068.
  • Rencana Lelang Pembelian Kembali Surat Utang Negara Dengan Cara Penukaran (Debt Switch) Tanggal 23 Maret 2017. Pada hari ini, Pemerintah akan melakukan lelang pembelian kembali Surat Utang Negara dengan cara penukaran (debt switch). Lelang dilakukan melalui MOFiDS (Ministry of Finance Dealing System) trading platform mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat "idA" terhadap PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dengan merevisi prospeknya dari negatif menjadi stabil.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group