Beranda

RESEARCH

Company Update

22 Maret 2017

Fixed Income Notes 22 Maret 2017

Derasnya aliran modal asing yang masuk pada pasar Surat Utang Negara menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 21 Maret 2017.

Pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih melanjutkan tren kenaikan kembali mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi lebih dari sepekan terakhir. Imbal hasil Surat Utang Negara mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek.

 Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan yang berkisar antara 5 - 25 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menangah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 20 - 30 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang megalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga berkisar antara 10 hingga 60 bps.

 Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin masih didukung oleh berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing yang menempatkan dananya pada Surat Berharga Negara. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 20 Maret 2017, investor asing mencatatkan akumulasi pembelian bersih senilai Rp4,52 triliun dibandingkan dengan posisi di tanggal 17 Maret 2017 dan senilai Rp14,22 triliun di sepanjang bulan Maret 2017 dengan nilai kepemilikan sebesar Rp706,11 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 38,12% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan, yang nilainya per tanggal 20 Maret 2017 sebesar Rp1852,49 triliun. Dengan akumulasi tersebut maka di tahun 2017 investor asing telah mencatatkan pembelian bersih Surat Berharga Negara senilai Rp40,3 triliun.

 Selain aliran modal asing yang masuk di Surat Berharga Negara, penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga didukung oleh pergerakan imbal hasil surat utang regional yang juga mengalami penurunan. Dengan adanya penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,884% (-5 bps) dan tenor 10 tahun ditutup pada level 7,092% (-1 bps). Adapun untuk tenor 15 tahun ditutup pada level 7,469% (-6 bps) dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,745% (-2 bps).

 Adapun dari pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp7,87 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp18,12 triliun. Kinerja yang baik dari pasar Surat Utang Negara menjdi katalis positif bagi lelang Sukuk Negara yang tercermin pada meningkatnya jumlah penawaran yang masuk dibandingkan dengan lelang sebelumnya. Pada lelang di tanggal 7 Maret 2017, total penawaran lelang Sukuk Negara yang masuk senilai Rp12,34 triliun dengan jumlah yang dimenangkan senilai Rp6,1 triliun.

 Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung bervariasi dengan perubahan harga yang relatif terbatas sehingga turut berdampak terhadap bervariasinya arah perubahan imbal hasilnya di pasar sekunder. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 masing - masing ditutup dengan kenaikan imbal hasil yang terbatas, kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,597% dan 4,836%. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun yang juga kurang dari 1 bps di level 3,912%.

 

Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp17,48 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,24 triliun. Masih tingginya volume perdagangan yan dilaporkan mengindikasikan bahwa investor cukup aktif melakukan perdagangan di pasar sekunder. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,37 triliun dari 65 kali transaksi di harga rata - rata 105,01% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS08092017 senilai Rp1,56 triliun dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 97,55%. Adapun Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara yang paling aktif diperdagangkan, sebanyak 171 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp1,15 triliun dan diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0072 sebanyak 141 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp862,38 miliar.

 

 Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp300,92 miliar dari 20 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 (PNBN04SB) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp44 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 101,48% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2017 Seri B (TAFS02BCN2) senilai Rp42 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,58%.

 

Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan pelemahan terbatas sebesar 5,00 pts (0,03%) di level 13319,00 per dollar Amerika setelah bergerak terbatas pada kisaran 13293,00 hingga 13326,00 per dollar Amerika dimana pelemahan tersebut merupakan pelamahan pertama dalam lima hari terakhir. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Dollar Taiwan (TWD) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY), sementara itu mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW).

 

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih kembali berpeluang untuk melanjutkan tren kenaikan. Kenaikan harga masih akan didukung oleh faktor masih berlanjutnya tren penurunan imbal hasil surat utang global di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia.

 

 Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,414% dari posisi penutupan sebelumnya yang berada pada kisaran 2,462% meskipun sempat mengalami kenaikan hingga menyentuh level 2,491%.

 Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Jeman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun justru terlihat mengalami kenaikan maisng - masing di level 0,459% dan 1,257% setelah data inflasi Inggris mengalami kenaikan sebesar 2,3% pada bulan Februari 2017, dari 1,8% di bulan Januari 2017.

 

 Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan yang terlihat pada keseluruhan tenor, sehingga masih membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun demikian, sebagaimana kami sampaikan dalam beberapa hari terakhir bahwa harga Surat Utang Negara juga telah memasuki area jenuh beli (overbought) sehingga akan membuka peluang terjadinya koreksi maupun akan membatasi berlanjutnya tren kenaikan harga di pasar sekunder.

 

Rekomendasi

Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga dengan pilihan pada seri - seri FR0066, FR0038, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013 dan FR0053 untuk seri tenor pendek. Adapun untuk tenor panjang pilihan diantaranya adalah seri FR0054, FR0058, FR0065 dan FR0068.

 
Pemerintah meraup dana senilai Rp7,87 triliun dari hasil lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 08092017 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 21 Maret 2017. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group