Beranda

RESEARCH

Company Update

19 Oktober 2016

Fixed Income Notes 19 Oktober 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 18 Oktober 2016 masih menunjukkan kenaikan di tengah masih berlanjutnya aksi jual oleh investor asing. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2,3 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor di atas 10 tahun 
  • Harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih menunjukkan koreksi harga di tangah masih berlanjutnya penjualan Surat Utang Negara oleh investor asing.
  • Hingga 17 Oktober 2016, investor asing mencatatkan penjualan bersih Surat Utang Negara senilai Rp9,83 triliun di sepanjang bulan Oktober 2016 dengan kepemilikan di Surat Berharga Negara senilai Rp675,15 triliun atau setara dengan 38,89% dari total Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan.
  • Koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan terutama pada tenor menengah hingga panjang. Faktor penguatan nilai tukar rupiah serta meredanya tekanan jual di pasar surat utang global tidak cukup mampu menahan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di hari Selasa.
  • Sehingga secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin kembali mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 2 bps untk tenor 5 tahun di level 6,970% dan 10 tahun di level 7,072%. Sementara itu untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan masing - masing sebesar sebesar 4 bps di level 7,376% dan 7,533%.
  • Dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diadakan kemarin, pemerintah meraup dana senilai Rp2,52 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp4,03 triliun. Kondisi pasar Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir turut mempengaruhi penurunan jumlah penawaran yang masuk, dimana pada lelang sebelumnya penawaran yang masuk mencapai Rp5,42 triliun dengan jumlah yang dimenangkan senilai Rp3,55 triliun.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, arah perubahan imbal hasil cukup bervariasi dengan besaran perubahan hingga 3 bps. Imbal hasil dari INDO-20 relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 2,414%. Sedangkan untuk imbal hasil dari INDO-26 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,520% dan imbal hasil dari INDO-46 turun terbatas kurang dari 1 bps di level 4,57%.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,71 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara dimana volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,37 triliun. Obligasi Negara seri FR0068m menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,10 triliun dari 61 kali transaksi dengan harga rata - rata 108,18% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 yang senilai Rp975,13 miliar dari 20 kali transaksi.
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp667,30 miliar dari 23 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2016 seri B (ASDF03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 3 kali transaksi diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2016 seri A (ASDF03ACN2) senilai Rp120 miliar dari 3 kali transaksi.
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 44 pts (0,34%) pada level 13025,00 per dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 13015,00 hingga 13052,00 nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan seiring dengan tren penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika dimana penguatan tersebut dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW), Baht Thailand (THB) dan Ringgit Malaysia (MYR).
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh kembali turunnya imbal hasil surat utang global serta nilai tukar dollar Amerika yang cenderung mengalami pelemahan terhadap mata uang global.
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 1,749% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,767% sebagai respon atas data inflasi Amerika di bulan September 2016 yang mengalami kenaikan namun masih di bawah perkiraan analis. Sementara itu imbal hasil surat utang Jerman juga ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,033% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,053%. Sedangkan imbal hasil surat utang Jepang ditutup naik terbatas di level -0,055% dari posisi penutupan sebelumnya.
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan hari ini kami perkirakan akan kembali mengalami penguatan di tengah pelemahan nilai tukar dollar Amerika yang cenderung mengalami pelemahan terhadap mata uang global. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pasar Surat Utang Negara.
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dalam tren penurunan, sehingga dalam jangka pendek pergerakan harganya masih akan mengalami penurunan.
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami menyarankan kepada investor dengan horizon investasi jangka pendek untuk melakukan strategi trading dengan menggeser portofolio dari tenor panjang ke ke tenor menengah dan pendek guna mengurangi resiko fluktuasi harga Surat Utang Negara.
  • Penawaran Obligasi Negara Ritel Seri ORI013. Sejak hari Kamis, 29 September 2016 hingga 20 Oktober 2016 pemerintah mulai  menawarkan Obligasi Negara Ritel seri ORI013 melalui agen penjual yang telah ditunjuk. Tujuan penerbitan ORI013 adalah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN 2016 dan mengembangkan pasar Surat Utang Negara domestik melalui diversifikasi instrumen sumber pembiayaan dan perluasan basis investor. Investor individu Warga Negara Indonesia merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari dalam negeri yang sangat potensial, yang juga sangat berperan dalam mendukung ketahanan pasar keuangan Indonesia.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp2,52 triliun dari lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara Seri SPN-S 19042017  (new issuance), PBS013 (reopening), PBS014 (reopening) dan PBS012 (reopening) pada hari Selasa, tanggal 18 Oktober 2016.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group