Beranda

RESEARCH

Company Update

07 Desember 2016

Fixed Income Notes 07 Desember 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 6 Desember 2016 mengalami penurunan yang signifikan didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta investor asing yang masih melanjutkan akumulasi pembelian Surat Utang Negara. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 19 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 6,5 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor 1 - 11 tahun.
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek pada perdagangan kemarin mengalami penurunan sebesar 3 - 9 bps didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 3-25 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 5 - 19 bps didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 25 - 85 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami penurunan berkisar antara 1 - 16 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 5,4 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 110 bps.
  • Haga Surat Utang Negara pada awal perdagangan relatif bergerak terbatas, dimana investor masih fokus pada pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Harga Surat Utang Negara mulai mengalami kenaikan didorong oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang, dimana total penawaran yang masuk pada lelang kemarin mencapai Rp29,28 triliun serta diikuti dengan cukup agresifnya investor untuk memenangkan lelang yang tercermin pada tingkat imbal hasil yang diminta oleh investor. Jumlah penawaran tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah penawaran sebelumnya di tanggal 8 November 2016 yang senilai Rp22,51 triliun serta di atas rata - rata jumlah penawaran di kuartal IV 2016 yang sebesar Rp16,86 triliun.
  • Tingginya minat investor untuk mengikuti lelang dikarenakan lelang tersebut merupakan lelang penjualan Surat Utang Negara terakhir di tahun 2016 sehingga bagi investor yang ingin menenempatkan dananya di Surat Berharga Negara berusaha untuk menempatkan dananya melalui lelang. Dari pelaksanaan lelang pemerintah meraup dana senilai Rp6,2 triliun sesuai dengan target penerbitan.
  • Selain itu, kenaikan harga Surat Utang Negara juga masih didukung oleh faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta investor asing yang kembali melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara per tanggal 5 Desember 2016, investor asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp3,92 triliun di sepanjang bulan Desember 2016 dimana pada tanggal 5 Desember 2016 mengalami peningkatan kepemilikan senilai Rp1,47 triliun dibandingkan dengan posisi di tanggal 2 Desember 2016.
  • Sehingga secara keseluruhan, kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 14 bps di level 7,616% dan seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 4 bps di level 7,969%. Adapun untuk tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 8 bps di level 8,084% dan untuk tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 7 bps di level 8,110%.
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga terlihat mengalami penurunan yang terjadi pada hampir krseluruhan seri didukung oleh membaiknya persepsi resiko yang tercermin pada penurunan angka CDS. Pernurunan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang mengalami penurunan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan tenor pendek. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 2 bps didorong oleh adanya kenaikan harga yang sebesar 7 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-26 dan INDO-46 masing - masing mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 4,292% dan 5,222% didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 80 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan rata - rata volume perdagangan beberapa hari sebelumnya, yaitu senilai Rp11,07 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,20 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,18 triliun dari 53 kali transaksi di harga rata - rata 97,32% diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp2,47 triliun dari 48 kali transaksi di harga rata - rata 94,87%
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp930,5 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun 2016 Seri B (ISAT01BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,055% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri A (BBIA01ACN1) senilai Rp136 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 99,97%.
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 70,00 pts (0,52%) pada level 13370,00 per dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13340,00 hingga 13424,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi sejalan dengan pergerakan nilai tukar mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh mata uang Rupee India (INR) menjelang keputusan Bank Sentral India yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps. Adapun mata uang regional yang terlihat mengalami pelemahan diantaranya adalah Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD).
  • Dalam sepekan terkhir, mata uang regional bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh penguatan nilai tukar rupiah (1,42%) diikuti oleh Rupee India (1,12% dan Ringgit Malaysia (0,69%).
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang untuk mengalami kenaikan dengan didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Tingginya minat investor yang ingin menempatkan dananya pada Surat Berharga Negara melalui lelang kemarin mengindikasikan bahwa investor masih percaya dengan prospek pasar surat utang di dalam negeri di tengah landainya tingkat inflasi serta suku bunga deposito perbankan.
  • Selain itu kembali masuknya investor asing untuk menempatkan dananya di Surat Berharga Negara juga menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kembali masuknya investor asing ke Surat Berharga Negara tidak lepas dari faktor tingginya tingkat imbal hasil Surat Utang Negara dibandingkan dengan imbal hasil surat utang negara di kawasan regional yang juga didukung oleh faktor makroekonomi yang relatif stabil. Kenaikan harga Surat Utang Negara juga didukung oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara berada pada tren kenaikan sehingga dalam jangka pendek peluang terjadinya kenaikan masih terbuka. Hanya saja investor masih akan mencermati pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan dilaksanakan pada pertengahan pekan depan.
  • Adapun pada hari ini Bank Indonesia akan menyampaikan posisi cadangan devisa di akhir November 2016 dimana kami perkirakan jumlahnya akan mengalami penurunan seiring dengan modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik di sepanjang bulan November 2016.
  • Sementara itu dari pasar surat utang global, imbal hasilnya bergerak bervariasi dimana untuk imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun imbal hasilnya ditutup turun terbatas di level 2,392% di tengah investor yang masih menantikan pelaksanaan FOMC Meeting. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,38% dan 1,418% di tengah meredanya keteganagn politik di kawasan Uni Eropa.
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek dengan pilihan pada seri FR0069, FR0036, FR0053, FR0070 dan FR0056.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp6,2 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03170307 (New Issuance), SPN12171207 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 6 Desember 2016.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idBBB+" terhadap PT Bank Kesejahteraan Ekonomi.
 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group